Bandung, HD7.ID – Sebuah langkah besar yang membuat sejarah upaya deradikalisasi di Indonesia terjadi hari ini. Tujuh faksi kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di Jawa Barat secara serentak melaksanakan Cabut Baiat Massal dan mengumumkan Deklarasi Setia Tak Tergoyahkan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Aula Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Jumat (12/12/25)
Kegiatan yang berlangsung khidmat ini menjadi "pemotong rantai" radikalisme dan pemacu kuat integrasi sosial mantan anggota NII.
"Ini adalah tonggak penting yang menunjukkan bahwa kita bisa bersama membangun bangsa tanpa dikubur oleh ideologi ekstrim," ujar Ketua Yayasan Prabu Foundation pada (11/12)
Acara dirancang melalui kolaborasi strategis antara Densus 88 Antiteror Polri, Polda Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan didukung oleh Bank BJB. Rangkaian dimulai dengan registrasi, pembukaan, nyanyian Indonesia Raya yang penuh semangat, serta pembacaan doa.
Wakadensus 88 AT Polri dalam sambutannya menekankan konteks sejarah NII
"Kita tahu para pendiri NII dulunya adalah pejuang penjajahan Belanda tapi sekarang, masa depan kita adalah bersama NKRI. Pemikiran cerdas harus diarahkan untuk membangun, bukan memecah belah." Jelasnya
Dia juga menekankan pentingnya menolak ekstrimisme yang bertentangan dengan Pancasila:
"Kita semua berjanji menjaga keutuhan bangsa dan membangun NKRI bersama-sama." Tegasnya
Puncak acara menjadi momen yang penuh emosi: perwakilan masing-masing faksi membaca deklarasi cabut baiat, diikuti seluruh peserta.
Kemudian penandatanganan surat pernyataan, prosesi hormat bendera, dan bahkan penciuman Merah Putih simbol yang kuat tentang kembalinya mereka ke pangkuan bangsa.
Wakil Gubernur Jawa Barat memberikan apresiasi tinggi:
"Kita bangga dengan keberanian mereka yang terbuka memilih nilai-nilai kebangsaan. Pemerintah provinsi akan terus mendukung reintegrasi melalui pembinaan berkelanjutan." ucapnya Wagub
Hal ini Sebagai tanda terima kasih, Densus 88 menyerahkan plakat penghargaan kepada Wakil Gubernur.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pendekatan kolaboratif antara aparat keamanan, pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat sipil adalah kunci sukses dalam menanggulangi ekstremisme. Sebuah harapan baru untuk Jawa Barat, bahkan Indonesia.***

